TARI BERPASANGAN : Sejarah, Properti, Asal, Gerakan dan Pola Lantai

Tari Berpasangan – Pementasan tari bisa dijalankan dgn baik dengan-cara tunggal, berpasangan, maupun berkelompok. Jika pementasan tunggal adalah seorang diri & berkelompok dilaksanakan dgn banyak orang.

Maka tari berpasangan dipentaskan oleh sepasang penari. Pasangan penari ini mampu terdiri dr musuh jenis maupun sesama jenis. Ada banyak tipe tari pasangan yg bisa didapatkan di Indonesia serta sudah diketahui dengan-cara turun temurun.

Biasanya, setiap tarian memiliki ciri khas daerah dr mana tarian tersebut berasal. Kalaupun tarian dikreasikan, tetapi masih akan tetap membawa ciri khas orisinil tempat masing-masing.

Tari Berpasangan


Jenis Tari Berpasangan

Terdapat dua jenis tarian yg membedakan tari berpasangan ini, yakni jenis tari wireng dan pethilan. Untuk mengetahui perbedaan masing-masing antara keduanya, simak penjelasan berikut ini:

1. Tari Wireng

Tari Wireng

Secara harfiah, kata wireng berasal dr paduan kata wira yang memiliki arti hero & aeng yang artinya prajurit. Biasanya jenis tarian ini menceritakan ihwal ketangkasan serdadu tatkala berperang.

Dalam jenis tari wireng ini, mampu saja gerakan kedua penari sama persis atau tak sama sekali. Terkadang, ada gerakan yg menyiratkan sedang berperang.

Hanya saja tak ada yg kalah. Untuk pakaian yg dipakai bisa sama atau berlawanan, tergantung pada kisah yg coba dikisahkan dlm tarian.

2. Tari Pethilan

Tari Pethilan

Seperti namanya, tari pethilan merupakan sebuah tarian yg diambil dr tebang cerita atau kisah pewayangan. Kata pethilan sendiri mampu bermakna selaku cuilan atau mengambil sebagian. Biasanya, babat dongeng yg diambil ialah cerita pertempuran.

Gerakan tari bisa saja sama persis antara kedua penari atau memiliki gerakan yg berbeda. Pakaian yg dikenakan penari pula bisa saja sama atau memiliki perbedaan.

Yang membedakan yakni, tatkala mengisahkan ihwal peperangan, ada penari yg mesti memerankan tokoh yg kalah & penari satunya memerankan tokoh yg menang.

Baca Juga: Tari Betawi


Karakter dlm Tari Berpasangan

Seperti yg sudah disinggung sebelumnya, tari berpasangan bisa ditampilkan oleh sepasang penari baik yg sesama jenis maupun bertentangan jenis. Dalam seni tarian berpasangan orisinil Indonesia, ada aksara tarian yg umumnya dijalankan, yakni:

  • Tarian yg ditampilkan dengan-cara berpasangan penari laki-laki & perempuan.
  • Karakter putri halus, yaitu sepasang penari wanita yg menarikan tarian dlm gerakan yg cantik.
  • Tipe huruf putri lincah, yakni tatkala tarian yg dibawakan oleh sepasang penari wanita mempunyai gerakan lincah.
  • Putra lincah yakni aksara yg gerakan tarian dikerjakan dengan-cara lincah oleh sepasang penari laki-laki.
  • Karakter putra gagah, yakni tarian dibawakan memiliki gerakan yg gagah oleh sepasang penari laki-laki.

Baca Juga: Tari Bondan


Contoh Tari Berpasangan dr Berbagai Daerah

Agar lebih bisa mengerti tentang tipe tarian berpasangan ini, sebaiknya simak pola-teladan tarian yg sudah ada. Berikut beberapa acuan tarian berpasangan yg bisa dipakai untuk lebih mengerti tarian ini:

1. Tari Retna Tinanding

Tari Retna Tinanding

Tarian ini berasal dr Surakarta klasik yg dijalankan oleh dua orang penari perempuan. Tipe tariannya adalah kepahlawanan, yg mengisahkan cuplikan kisah ihwal pertempuran antara Srikandi & Larasati.

Cerita yg menjadi konsentrasi dlm tarian ini ialah tatkala Srikandi akan dilamar oleh Arjuna. Putri berwatak keras ini memberikan syarat supaya ada putri lain yg bisa mengalahkannya dlm hal memanah. Yang menjadi musuh Srikandi lalu yaitu Larasati, yg sukses mengalahkan Srikandi.

2. Tari Karonsih

Tari Karonsih

Jika jenis tari sebelumnya dilakonkan oleh sepasang penari perempuan, maka untuk tarian yg satu ini dikerjakan oleh sepasang penari yg bertentangan jenis. Tari Karonsih mengisahkan ihwal kisah cinta antara Dewi Sekartaji & Panji Asmara Bangu, yg merupakan pasangan suami istri.

Tarian ini mengisahkan perihal rasa cinta & rindu yg dialami oleh Dewi Sekartaji pada suaminya. Dikisahkan bahwa Panji Asmara Bangun mesti pergi meninggalkan istrinya.

Dalam Bahasa Jawa sendiri, karonsih mempunyai arti saling mencintai, berasal dr kata kekaron. Kata tersebut merupakan singkatan dr sakloron tansah asih.

Biasanya, jenis tarian ini kerap kali ditemui selaku hiburan dlm program-program akad nikah. Busana yg dikenakan penari wanita berbentuk kemben, sementara penari pria bertelanjang dada. Karena yg dikisahkan yakni sepasang suami istri, tarian ini seringkali digolongkan selaku tarian erotis.

3. Tari Driasmara

Tari Driasmara

Tarian pasangan ini pula kerap kali dipandang sebagai tarian erotis. Tokoh yg diperankan pun masih sama mirip pada Tari Karonsih, yakni Dewi Sekartaji & Panji Asmara Bangun. Yang membedakan dgn pola tarian pasangan sebelumnya yaitu penggalan kisah yg diceritakan.

Jika pada Tari Karonsih menceritakan perihal rasa rindu serta cinta dr seorang istri pada suaminya, maka pada Tari Driasmara ini bercerita perihal sepasang kekasih. Tepatnya sepasang kekasih yg tengah memadu cinta.

Tari yg dibuat oleh Sunarno Purwolelono pada 1976 ini pun acap kali dipentaskan pada acara pesta ijab kabul. Pakaian yg dikenakan oleh para penarinya pula bergaya basahan, yakni penari laki-laki bertelanjang dada & penari wanita mengenakan versi kemben.

Baca Juga: Tari Bungong Jeumpa

4. Tari Bondoyudo

Tari Bondoyudo

Selain tari pasangan yg dikerjakan oleh sepasang penari perempuan & pasangan penari berlainan jenis, ada pula tarian yg dilakonkan oleh sepasang penari laki-laki.

Salah satunya yaitu Tari Bondoyudo yg menceritakan perihal serdadu yg berlatih perang. Yang dikisahkan dlm tarian ini ialah serdadu yg memiliki sisi ketangkasan yg linuwih atau lebih dibandingkan dgn serdadu lain.

Bagian yg diambil & diceritakan pada tarian ini yakni tatkala tentara tengah berlatih perang. Ada gerakan-gerakan yg menggambarkan ketangkasan prajurit di masa lalu saat berperang.

5. Tari Harjunososro Sumantri

Tari Harjunososro Sumantri

Satu lagi kisah pewayangan yg digarap menjadi suatu tarian, yakni Tari Harjunososro Sumantri. Tarian ini mengambil kisah pewayangan Sumantri Ngenger, yakni tatkala Bambang Sumantri ngenger pada Prabu Arjunososrobahu.

Arti kata ngenger sendiri ialah tatkala seorang abdi menyerahkan dirinya pada majikan yg dipercayai. Makara dlm tarian ini yg Sumantri mengabdikan dirinya pada Prabu Arjunososrobahu. Dua orang penari laki-laki dlm tarian ini masing-masing melakon sebagai tokoh Sumantri & Prabu Arjunososrobahu.

6. Tari Srikandi Burisworo

Tari Srikandi Burisworo 1

Tidak mirip kisah romansa yg diceritakan pada tarian berpasangan oleh penari berlainan jenis yg disebutkan sebelumnya. Tarian ini sama sekali tak mampu disebut selaku romansa.

Kisah yg diangkat pada tarian ini ialah dongeng Sembadra Larung, atau kisah maut Dewi Sembadra di tangan Burisworo.

Dikisahkan, Burisworo tak sengaja membunuh wanita yg dicintainya, Dewi Sembrada. Mengetahui peristiwa pembunuhan tersebut, Srikandi pun mengkonfrontasi Burisworo.

Dalam kisah dongeng tarian ini, digambarkan Srikandi marah pada perbuatan Burisworo. Disisi lain, Burisworo pun menyesali apa yg telah dilakukannya.

Kostum yg dikenakan oleh penari wanita ialah kostum Srikandi yg elok. Sementara untuk penari laki-laki mengenakan topeng untuk menggambarkan sosok Burisworo.


Penutup Tari Berpasangan

Itulah penjelasan singkat mengenai tari berpasangan yg banyak diceritakan dlm tarian-tarian tradisional yg ada di Indonesia.

Umumnya tarian berpasangan ini menceritakan perihal kisah antara dua orang, baik sesama jenis maupun berlainan jenis. Kisah yg diceritakan pun mampu dr berbagai genre.

Tari Berpasangan

  TARI JEPEN : Sejarah, Properti, Asal, Gerakan dan Pola Lantai